Jumat, 21 Maret 2014

SEJARAH SINGKAT SAHABAT PERIWAYAT HADIS DAN PENTAKHRIJ HADIS


A.  Sejarah Singkat Sahabat Periwayat Hadis
1.    Abu Hurairah
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist Nabi, ia meriwayatkan hadist sebanyak 5.374 hadist. Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun 7 H, tahun terjadinya perang Khibar, Rasulullah sendirilah yang memberi julukan “Abu Hurairah”, ketika beliau sedang melihatnya membawa seekor kucing kecil. Julukan dari Rasulullah itu semata karena kecintaan beliau kepadanya. Ia wafat pada tahun 57 H di Aqiq.
Allah mengabulkan doa Rasulullah agar Abu Hurairah dianugrahi hapalan yang kuat. Ia memang paling banyak hapalannya diantara para sahabat lainnya. Pada masa Umar bin Khaththab menjadi Khalifah, Abu Hurairah menjadi pegawai di Bahrain, karena banyak meriwayatkan hadist Umar bin Khaththab pernah menetangnya dan ketika Abu Hurairah meriwayatkan sabda Rasulullah:” Barangsiapa berdusta mengatasnamakanku dengan sengaja, hendaklah ia menyediakan pantatnya untuk dijilat api neraka”. Kalau begitu kata Umar, engkau boleh pergi dan menceritakan hadist.

Syu’bah bin Hajjaj memperhatikan bahwa Abu Hurairah meriwayatkan dari Ka’ab Al Akhbar dan meriwayatkan pula dari Rasulullah, tetapi ia tidak membedakan antara dua riwayatnya tersebut. Syu’bah pun menuduhnya melakukan tadlis, tetapi Bisyr bin Sa’id menolak ucapan Syu’bah tentang Abu Hurairah. Dan dengan tegas berkata: Bertakwalah kepada allah dan berhati hati terhadap hadist. Demi Allah, aku telah melihat kita sering duduk di majelis Abu Hurairah. Ia menceritakan hadist Rasulullah dan menceritakan pula kepada kita riwayat dari Ka’ab Al Akhbar. Kemudian dia berdiri, lalu aku mendengan dari sebagian orang yang ada bersama kita mempertukarkan hadist Rasulullah dengan riwayat dari Ka’ab. Dan yang dari Ka’ab menjadi dari Rasulullah.”. Jadi tadlis itu tidak bersumber dari Abu Hurairah sendiri, melainkan dari orang yang meriwayatkan darinya.
Cukupkanlah kiranya kita mendengar kan dari Imam Syafi’i :” Abu Hurairah adalah orang yang paling hapal diantara periwayat hadist dimasanya”. Marwan bin Hakam pernah mengundang Abu Hurairah untuk menulis riwayat darinya, lalu ia bertanya tentang apa yang ditulisnya, lalu Abu Hurairah menjawab :” Tidak lebih dan tidak kurang dan susunannya urut”.
Abu Hurairah meriwayatkan hadist dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Ubai bin Ka’ab, Utsman bin Za’id, Aisyah dan sahabat lainnya. Sedangkan jumlah orang yang meriwayatkan darinya melebihi 800 orang, terdiri dari para sahabat dan tabi’in. diantara lain dari sahabat yang diriwayatkan adalah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdullah, dan Anas bin Malik, sedangkan dari kalangan tabi’in antara lain Sa’id bin al-Musayyab, Ibnu Sirin, Ikrimah, Atha’, Mujahid dan Asy-Sya’bi.
Sanad paling shahih yang berpangkal daripadanya adalah Ibnu Shihab Az Zuhr, dari Sa’id bin Musayyab, darinya (Abu Hurairah).
Adapun yang paling Dlaif adalah as-Sari bin Sulaiman, dari Dawud bin Yazid Al Audi dari bapaknya (Yazid Al Audi) dari Abu Hurairah.
2.    ‘Abdullah Ibn ‘Umar
Abdullah adalah putra khalifah ke dua Umar bin Khaththab saudarah kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin. Ia salahseorang diantara orang-orang yang bernama Abdullah (Al Abadillah Al Arba’ah) yang terkenal sebagai pemberi fatwa. Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Amr bin Ash dan Abdullah bin Az Zubair.
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut masuk bersama ayahnya. Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah. Pada saat perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang. Dan tidak mengizinkannya. Tetapi setelah selesai perang Uhud ia banyak mengikuti peperangan, seperti perang Qadisiyah, Yarmuk, Penaklukan Afrika, Mesir dan Persia, serta penyerbuan basrah dan Madain. Ia wafat pada tahun 73 H.
Az Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat Ibnu Umar untuk beralih kepada pendapat orang lain. Imam Malik  dan Az Zuhri berkata:” Sungguh, tak ada satupun dari urusan Rasulullah dan para sahabatnya yang tersembunyi bagi Ibnu Umar”. Ia meriwayatkan hadits dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Sayyidah Aisyah, saudari kandungnya Hafshah dan Abdullah bin Mas’ud. Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali, diantaranya Sa’id bin Musayyab, Hasan Al Basri, Ibnu Syihab Az Zuhri, Ibnu Sirin, Nafi’, Mujahid, Thawus dan Ikrimah.
Sanad paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab (silsilah emas), yaitu Malik, dari Nafi’, dari Abdullah bin Umar. Sedang yang paling Dlaif : Muhammad bin Abdullah bin Qasim dari bapaknya, dari kakeknya, dari ibnu Umar. Periwayatan paling banyak berikutnya sesudah Abu Hurairah adalah Abdullah bin Umar. Ia meriwayatkan 2.630 hadits.
3.   Anas Ibn Malik
Anas bin Malik urutan ke tiga dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadist, Ia meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits. Anas adalah pelayan Rasulullah yang terpercaya, ketika ia berusia 10 tahun, ibunya Ummu sulaiman membawanya kepada Rasulullah untuk berkhidmat. Ayahnya bernama Malik bin Nadlr. Rasulullah sering bergurau dengan Anas bin Malik, dan Rasulullah sendiri tidaklah bersikap seperti seorang majikan kepada hambanya. Ia wafat pada tahun 93 H dalam usia lebih dari 100 tahun.
Anas sendiri pernah berkata:” Rasulullah Shallallahu alaihi wasssalam tidak pernah menegur apa yang aku perbuat, beliau juga tidak pernah menanyakan tentang sesuatu yang aku tidak kerjakan, akan tetapi beliau selalu mengucapkan Masya’allahu kan wa ma lam yasya”.
Anas bin Malik tidak berperang dalam perang Badar yang akbar, karena usianya masih sangat muda. Tetapi ia banyak mengikuti peperangan lainnya sesudah itu. Pada waktu Abu Bakar meminta pendapat Umar mengenai pengangkatan Anas bin Malik menjadi pegawai di Bahrain, Umar memujinya :” Dia adalah anak muda yang cerdas dan bisa baca tulis, dan juga lama bergaul dengan Rasulullah”.  Sedangkan Komentar Abu Hurairah tentangnya : “ Aku belum pernah melihat orang lain yang shalatnya menyerupai Rasulullah kecuali Ibnu Sulaiman (Anas bin Malik)”. Ibn Sirin berkata:” Dia (Anas) paling bagus Shalatnya baik di rumah maupun ketika sedang dalam perjalanan”.
Pada hari hari terakhir masa kehidupannya, Anas pindah ke Basrah, Sebagian lain mengatakan kepindahannya karena terkena fitnah Ibn al-Asy’ats yang mendorong Hajjaj mengancamnya. Maka tidak ada jalan lain bagi anas bin Malik untuk pindah ke Basrah yang menjadikan satu satunya sahabat Nabi disana.
Itulah sebabnya para Ulama mengatakan bahawa Anas bin Malik adalah sahabat terakhir yang meninggal di Basrah., pada wafatnya Muwarriq berkata: “ Telah hilang separuh ilmu. Jika ada orang suka memperturutkan kesenangannya bila berselisih dengan kami, kami berkata kepadanya, marilah menghadap kepada orang yang pernah mendenganr dari Rasululah Shallallahu alaihi wassalam”.
Sanad paling sahih yang bersumber awalnya dari : Malik, dari Az Zuhri, dan dia (Anas bin Malik). Sedangkan yang paling Dlaif dari Dawud bin Muhabbir, dari ayahnya Muhabbir dari Abban bin Abi Iyasy dari dia.



4.   ‘A’isyah Ummul Mu’minin
Aisyah adalah putri Abdullah bin Quhafah bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tamim bin Marrah bin Ka’ab bin Luay, yang lebih dikenal dengan nama Abu Bakar Ash Shiddiq  dan berasal dari suku Quraisy At Taimiyah Al Makkiyah.
Aisyah dilahirkan empat tahun sesudah Nabi diutus menjadi Rasulullah, dari ibu Ummu Ruman. Ketika dakwah Islam dihambat oleh orang-orang musyrik, Aisyah melihat bahwa ayahnya menanggung beban yang sangat besar. Semasa kecil dia bermain- main dengan lincah, dan ketika dinikahi Rasulullah usianya belum genap sepuluh tahun. Dalam sebagian besar riwayat disebutkan bahwâ Rasulullah membiarkannya bermain-main dengan teman-temannya.
Aisyah memiliki wawasan ilmu yang luas serta menguasai masalah-masalah keagamaan, baik yang dikaji dari Al Qur’an, hadits-hadits Nabi, maupun ilmi fikih. Tentang masalah ilmu-ilmu yang dimiliki Aisyah ini, di dalam Al Mustadrak, Al Hakim mengatakan bahwa sepertiga dari hukum-hukum syariat dinukil dan Aisyah. Abu Musa Al Asya’ari berkata, “Setiap kali kami menemukan kesulitan, kami temukan kemudahannya pada Aisyah.”
Para sahabat sering meminta pendapat jika menemukan masalah yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri. Aisyah pun sering mengoreksi ayat, hadits, dan hukum yang keliru diberlakukan untuk kemudian dijelaskan kembali maksud yang sebenarnya. Salah satu contoh adalah perkataan yang diungkapkan oleh Abu Hurairah. Ketika itu Abu Hurairah merujuk hadits yang diriwayatkan oleh Fadhi ibnu Abbas bahwa barang siapa yang masih dalam keadaan junub pada terbit fajar, maka dia dilarang berpuasa. Ketika Abu Hurairah bertanya kepada Aisyah, Aisyah menjawab, “Rasulullah pernah junub (pada waktu fajar) bukan karena mimpi, kemudian beliau meneruskan puasanya.” Setelah mengetahui hal itu, Abu Hurairah berkata, “Dia lebih mengetahui tentang keluarnya hadits tersebut.” Kamar Aisyah lebih banyak berfungsi scbagai sekolah, yang murid-muridnya berdatangan dari segala penjuru untuk menuntut ilmu. Bagi murid yang bukan mahramnya, Aisyah senantiasa membentangkan kain hijab di antara mereka. Aisyah tidak pernah mempermudah hukum kecuali jika sudah jelas dalilnya dari Al Qur’an dan Sunnah.
Aisyah adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah sehingga banyak menyaksikan turunnya wahyu kepada beliau, sebagairnana perkataannya ini:
“Aku pernah melihat wahyu turun kepada Rasulullah pada suatu hari yang sangat dingin sehingga beliau tidak sadarkan diri, sementara keringat bercucuran dari dahi beliau.“ (HR. Bukhari)
Aisyah pun memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada Rasulullah jika menemukan sesuatu yang belum dia pahami tentang suatu ayat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dia memperoleh ilmu langsung dan Rasulullah sebagaimana ungkapannya ini:
“Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ‘Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut….’ (QS. Al-Mu’minun: 60). Apakah yang dimaksud dengan ayat di atas adalah para peminum khamar dan pencuri?” Beliau menjawab, ‘Bukan, putri ash-Shiddiq! Mereka adalah orang yang berpuasa, shalat, dan bersedekah, tetapi takut (amal mereka tidak diterima). Mereka menyegerakan diri dalam kebaikan, tetapi mendahului (menentukan sendiri) kebaikan tersebut.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).
Aisyah berkata lagi: “Aku bertanya kepada Rasulullah tentang firman Allah: ‘Yauma tabdalul-ardhu ghairal-ardha was-samawati. Di manakah manusia berada, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Manusia berada di atas shirath.“ (HR. Muslim)
Aisyah termasuk wanita yang banyak menghafalkan hadits-hadits Nabi Shallallahu alaihi wassalam, sehingga para ahli hadits menernpatkan dia pada urutan kelima dari para penghafal hadits setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan Ibnu Abbas. Aisyah memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki siapa pun, yaitu meriwayatkan hadits yang langsung dia peroleh dan Rasulullah dan menghafalkannya di rumah. Karena itu, sering dia meriwayatkan hadits yang tidak pernah diriwayatkan oleh perawi hadits lain. Para sahabat penghafal hadits sering mengunjungi rurnah Aisyah untuk langsung memperoleh hadits Rasulullah karena kualitas kebenarannya sangat terjamin. Jika berselisih pendapat tentang suatu masalah, tidak segan-segan mereka meminta penyelesaian dari Aisyah. Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar, anak saudara laki-laki Aisyah, mengatakan bahwa pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar, dan Utsman, Aisyah rnenjadi penasihat pemerintah hingga wafat.
Aisyah dikenal sebagai perawi hadits yang mengistinbath hukum sendiri ketika kejelasan hukumnya tidak ditemukan dalam Al Qur’an dan hadits lain. Dalam hal ini, Abu Salamah berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang yang lebih mengetahui Sunnah Rasulullah, lebih benar pendapatnya jika dia berpendapat, lebih mengetahui bagaimana Al Qur’an turun, serta lebih mengenal kewajibannya selain Aisyah.”
Suatu ketika Saad bin Hisyam menemui Aisyah, dan berkata, “Aku ingin bertanya tentang bagaimana pendapatmu jika aku tetap membujang selarnanya.” Aisyah menjawab, “Janganlah kau lakukan hal itu, karena aku mendengar Rasulullah bersabda tentang firman Allah: ‘Telah kami utus rasul-rasul sebelummu, dan Kami telah ciptakan bagi mereka istri-istri dan keturunan.” Oleh karena itu, “janganlah kamu membujang.” Urwah bin Zubeir, salah seorang murid Aisyah, sangat mengagumi keluarbiasaan penguasaan ilmu Aisyah. Dia berkata, “Aku berpikir tentang urusanmu. Sungguh aku mengagumimu. Menurutku engkau adalah manusia yang paling banyak mengetahui sesuatu.” Aisyah berkata, “Apa yang menyebabkanmu berpendapat seperti itu?” Dia menjawab, “Engkau adalah istri Nabi dan putri Abu Bakar. Engkau mengetahui hari-hari, nasab, dan syair orang-orang Arab.” Dia berkata lagi, “Apa yang menyebabkan engkau dan ayahmu menjadi orang yang paling pandai daripada seluruh orang Quraisy? Dia menjawab “Aku sangat mengagumi kepandaianmu tentang ilmu medis.” Dari manakah engkau mendapatkan ilmu itu?” Aisyah menjawab, “Wahai Urwah, sesungguhnya Rasulullah, sering sakit, sehingga dokter-dokter Arab dan bukan Arab datang mengobati beliau. Dari merekalah aku belajar.”
Tentang penguasaan bahasa dan sastranya, kembali Urwah berkomentar, “Demi Allah, aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih fasih dariipada Aisyah selain Rasulullah sendiri.” Al Ahnaf bin Qais berkata, “Aku telah mendengar khutbah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Alii bin Abi Thalib. Hingga saat ini aku belum pernah mendengar satu perkataan pun dari makhluk Tuhan yang lebih berisi dan baik daripada perkataan Aisyah.” Salah satu contoh kefasihannya dapat kita lihat dari kata-katanya pada kuburan ayahnya, Abu Bakar:
“Allah telah mengilaukan wajahmu, dan bersyukur atas kebaikan yang telah engkau perbuat. Engkau merendahkan dunia karena engkau berpaling darinya. Akan tetapi, untuk engkau adalah mulia, karena engkau selalu menghadap untuknya. Kalau peristiwa terbesar setelah Rasulullah wafat dan musibah terbesar adalah kematianmu, Kitab Allah rnenghibur dengan kesabaran dan menggantikan yang baik selainmu. Aku merasakan janji Allah yang telah ditetapkan bagirnu dan ikhlas atas kepergianmu. Dengan memohon dari-Nya gantimu dan aku berdoa untukmu. Kami hanyalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. Bagimu salam sejahtera dan rahmat Allah.”
Dari Aisyah pun sering keluar kata-kata hikmah yang terkenal, seperti:
“Bagi Allah mutiara takwa. Takkan ada kesembuhan bagi orang yang di dalarn hatinya terbersit kemarahan. Pernikahan adalah perbudakan, maka seseorang hendaklah melihat kepada siapa dia mengabdikan putri kemuliaannya.”

B.  Sejarah singkat Perawi Hadis
1.    Imam Buhkari
a.   Biografi
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah adalah ulama hadis yang sangat masyhur, kelahiran Bukhara, suatu kota di Uzbekistan, wilayah Uni Soviet, yang merupakan simpang jalan antara Rusia, Persia, Hindia dan Tiongkok. Beliau lebih terkenal dengan nama Bukhari (putra daerah Bukhara). Beliau dilahirkan setelah selesai shalat Jumat, pada tanggal 13 bulan Syawal, tahun 194 H. (810 M.). Seorang muhadditsin yang jarang tandingannya ini sangat wara', sedikit makan, banyak membaca Al Qur’an, baik siang maupun malam, serta gemar berbuat kebajikan kepada murid-muridnya. Nenek moyang beliau yang bernama Al Mughirah bin Bardizbah, konon adalah seorang Majusi yang kemudian menyatakan keislamannya dihadapan Walikota yang bernama Al Yaman bin Ahnas Al Ju’fy yang karena inilah kemudian beliau dinasabkan dengan Al Ju’fi atas dasar walaul Islam. 
Beliau wafat pada malam Sabtu selesai shalat Isya’, tepat pada malam Idul Fitri tahun 252 H. (870 M.), dan dikebumikan sehabis shalat dhuhur di Khirtank, suatu kampung tidak jauh dari kota Samarkand.
b.   Guru
Beliau telah memperoleh hadis dari beberapa hafidz, antara lain : Maky bin Ibrahim, Badullah bin Ustman Al Marwazy, Abdullah bin Musa Al Abbazy, Abu Ashim As Syaibany dan Muhammad bin Abdullah Al Anshary.
Ulama-ulama besar yang telah pernah mengambil hadis dari beliau antara lain  : Imam Muslim, Abu Zur’ah, At Turmudzi, Ibnu Khuzaimah dan An-Nasa’i
c.   Karya
Karya-karyanya banyak sekali, di antaranya :
1.   Jami’us Shahih
2.   Qadlayas Shahabah wa tabi’in
3.   At Tarikhu al Kabir
4.   At Tarikhu al Ausath
5.   Al Adabu al Munfarid
6.   Birru Al Walidain
2.   Imam Muslim
a.   Biografi
Nama lengkapnya adalah Abdul Husain Muslim bin Al Hajaj Al Qusyairy. Beliau dinisbatkan kepada Nisabury karena beliau adalah putra kelahiran Nisabur, pada tahun 204 H. (820 M.), yakni kota kecil di Iran bagian Timur Laut. Beliau juga dinisbatkan kepada nenek moyangnya Qusyair bin Ka'ab bin Rabi'ah bin Sha-sha'ah, suatu keluarga bangsawan besar.
Beliau wafat pada hari Minggu, bulan Rajab, tahun 261 H. (875 M.) dan dikebumikan pada hari Senin di Nisabur.
b.   Guru
Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak ulama hadis yang menjadi gurunya, seperti Qatadah bin Sa'id, Al Qanaby, Isma’il bin Abi Uwais, Muhammad bin Al Mutsanna, Muhammad bin Rumhi dan lain-lainnya.
Ulama-ulama besar, ulama-ulama yang sederajat dengan beliau dan para hafidz, banyak yang berguru hadis pada beliau, seperti Abu Hatim, Musa bin Haran, Abu Isa Al Turmudzi, Yahya bin Sa’id, Ibnu Khuzaimah dan Awwanah, Ahmad ibnu Al Mubarak dan lain sebagainya
c.   Karya
Dalam bidang perhadisan, beliau banyak menyumbangkan karya-karyanya kepada umat Islam, antara lain:
1)   Jami’u As Shahih.
2)   Musna  Kabir. Kitab yang menerangkan tentang nama-nama rijal al-hadis
3)    Jami Al Kabir
4)   Kitab Al 'ilal wa kitab auhamil muhadditsin
5)   Kitabu At Tamyiz
6)   Kitabu man laisa lahu illa rawin wahidun
7)   Kitabu At Thabaqu At Tabi’in dan
8)   Kitabu Al Muhadhramin
3.   Imam Abu Daud
a.   Biografi
Ialah Abu Dawud Sulaiman bin Al Asy’ats bin Ishaq As Sijistany. Beliau dinisbatkan kepada tempat kelahirannya, yakni di Sijistan (terletak antara Iran dengan Afganistan). Beliau dilahirkan di kota tersebut, pada tahun 202 H. (817 M.)
Beliau juga senang merantau mengelilingi negeri-negeri tetangga untuk mencari hadis dan ilmu-ilmu yang lain. Kemudian dikumpulkan, disusun dan ditulisnya hadis-hadis yang telah diterima dari ulama-ulama Irak, Khurasan, Syam dan Mesir. Beliau wafat pada tahun 275 H. (889 M.) di Bashrah.
b.   Guru
Ulama-ulama yang telah diambil hadisnya, antara lain Sulaiman bin Harb, Utsman bin Abi Syaibah, Al Qa’naby dan Abu Walid At Thayalisy.
Ulama-ulama yang pernah mengambil hadis-hadisnya antara lain putranya sendiri, Abdullah, An Nasa’iy, At Turmudzy, Abu Awwanah, Ali bin Abdu Ash Shomad dan Ahmad bin Muhammad bin Harun.
c.   Karya
Di antara karyanya yang terbesar dan sangat berfaedah bagi para mujtahid ialah kita Sunan yang kemudian terkenal dengan nama Sunan Abi Dawud.
Beliau mengaku telah mendengar hadis dari Rasulullah SAW sebanyak 500.000 buah. Dari jumlah itu beliau seleksi dan ditulis dalam kitab Sunannya sebanyak 4.800 buah hadis. Beliau berkata : “Saya tidak meletakkan sebuah hadis yang telah disepakati oleh orang banyak untuk ditinggalkannya. Saya jelaskan dalam kitab tersebut nilainya dengan shahih, semi shahih (yusybihuhu), mendekati shahih (yuqaribuhu), dan jika dalam kitab saya tersebut terdapat hadis yang wahnun syadidun (sangat lemah) saya jelaskan”.
Adapun yang tidak kami beri penjelasan sedikit pun, maka hadis tersebut bernilai shahih dan sebagian dari hadis yang shahih ini ada yang lebih shahih daripada yang lain.
Menurut pendapat Ibnu Hajar, bahwa istilah Shahih Abu Dawud ini lebih umum daripada jika dikatakan bisa dipakai hujjah (al ihtijah) dan bisa dipakai I’tibar .
Oleh karenanya, setipa hadis dhaif yang bisa naik menjadi hasan atau setiap hadis hasan yang bisa naik menjadi shahih bisa masuk dalam pengertian yang pertama (lil ihtijaj), yang tidak seperti kedua itu, bisa tercakup dalam pengertian kedua (lil I’tibar) dan yang kurang dari ketentuan itu semua termasuk yang dinilai dengan wahnun syadidun.
4.   Imam Turmudzi
a.   Biografi
Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah adalah seorang muhaddits yang dilahirkan di kota Turmudz, sebih kota kecil di pinggir Utara Sungai Amuderiya, sebelah utara Iran. Beliau dilahirkan di kota tersebut pada bulan Dzulhijjah tahun 200 H. (824 M.). Imam Bukhari dan Imam Turmudzi, keduanya sedaerah, sebab Bukhara dan Turmudzi itu adalah satu daerah dari daerah Waraun Nahar.  Beliau wafat di Turmudz pada akhir Rajab tahun 279 H. (892 M.)
b.   Guru
Beliau mengambil hadis dari ulama hadis yang kenamaan, seperti Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Musa, Bukhari dan lain-lainnya.
Orang-orang banyak yang belajar hadis pada beliau dan di antara sekian banyak muridnya dapat dikemukakan antara lain Muhammad bin Ahmad bin Mahbub.



c.   Karya
Beliau menyusun satu kitab Sunan dan kitab Illalu al-hadis. Kitab sunan ini bagus sekali, banyak faedahnya dan hukum-hukumnya lebih tertib. Setelah selesai kitab ini ditulis, menurut pengakuan beliau sendiri, dikemukakan kepada ulama-ulama Hijaz, Irak, dan Khurasan, dan ulama tersebut meridhoinya, serta menerimanya dengan baik. “Barang siapa yang menyimpan kitab saya ini di rumahnya”, kata beliau, “seolah-olah di rumahnya ada seorang nabi yang selalu bicara”. Pada akhir kitabnya beliau menerangkan, bahwa semua hadis yang terdapat dalam kitab ini adalah ma’mul (dapat diamalkan).
5.   Imam Nasa’i
a.   Biografi
Imam Nasa’iy nama lengkapnya adalah Abu Abdi Rahman Ahmad bin Syu’aib bin Bahr. Nama beliau dinisbatkan kepada kota tempat beliau dilahirkan. Beliau dilahirkan pada tahun 215 H. di kota Nasa yang masih termasuk wilayah Khurasan.
Seorang Muhaddits putra Nasa yang pintar, wira’iy, hafidz lagi taqwa ini, memilih negara Mesir sebagai tempat untuk bermukim dalam menyiarkan hadis-hadis kepada masyarakat. Menurut sebagian pendapat dari muhaddits, beliau lebih hafidz daripada Imam Muslim.
Beliau wafat pada hari Senin, tanggal 13 bulan Shafar, tahun 303 H. (915 M.), di Ar Ramlah. Menurut suatu pendapat, meninggal di Mekah, yakni di saat beliau mendapat percobaan di Damsyik, meminta supaya dibawa ke Mekah, sampai beliau meninggal dan kemudian dikebumikan di suatu tempat antara Shafa dan Marwa.
b.   Guru
Guru-guru beliau antara lain Qutaibah bin Said, Ishaq Ibrahim dan Imam-imam hadis dari Khurasan, Hijaz, Irak dan Mesir. Murid-murid beliau antara lain : Abu Nashr Ad Dalaby dan Abdul Qasim At Thabary
c.   Karya
Karya beliau yang utama ialah Sunnan al Kubra; yang akhirnya terkenal dengan nama Sunan An Nasa’iy. Kitab sunan ini adalah kitab Sunan yang muncul setelah shahihain yang paling sedikit hadis dhaifnya, tetapi paling banyak perulangannya. Misalnya hadis tentang niat, diulangnya sampai 16 kali.
Setelah Imam An Nasa’iy selesai menyusun Sunan Kubra-nya, beliau lalu menyerahkannya kepada Amir Ar Ramlah. Kata Amir : “Hai, Abu Abdur Rahman, apakah hadis-hadis yang saudara tuliskan itu shahih semuanya ?” Ada yang shahih dan ada yang tidak, sahutnya. “Kalau demikian,” kata Amir, “pisahkanlah yang shahih-shahih saja”. Atas perintah Amir ini maka beliau berusaha menyeleksinya, kemudian dihimpunnya hadis-hadis pilihan ini dengan nama Al Mujtaba (pilihan).
6.   Imam Ibnu Majah
a.   Biografi
Ibnu Majjah adalah nama nenek moyang yang berasal dari kota Qazwin, salah satu kota di Iran. Nama lengkap imam hadis yang terkenal dengan sebutan neneknya ini, ialah Abu Abdillah bin Yazid ibnu Majjah. Beliau dilahirkan di Qazwin pada tahun 207 H. (824 M.).
Sebagaimana halnya para muhadditsin dalam mencari hadis-hadis memerlukan perantauan ilmiah, maka beliau pun berkeliling di beberapa negeri, untuk menemui dan berguru hadis kepada para ulama hadis. Beliau wafat hari Selasa, bulan Ramadhan, tahun 273 H. (887 M).
b.   Guru
Dari tempat perantauannya itu, beliau bertemu dengan murid-murid Imam Malik dan Al Laits dan dari beliau-beliau inilah beliau banyak memperoleh hadis-hadis. Hadis-hadis beliau banyak diriwayatkan oleh orang-orang banyak.
c.   Karya
Beliau menyusun kitab Sunan yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Ibnu Majjah. Sunan ini merupakan salah satu sunan yang empat. Dalam Sunan ini banyak terdapat hadis dhaif, bahkan tidak sedikit hadis yang munkar.
Al hafidz Al Muzy berpendapat, bahwa hadis-hadis gharib yang terdapat dalam Sunan ini, kebanyakan adalah dhaif. Karena itulah para ulama mutaqaddimin memandang, bahwa kitab Muwaththa Imam Malik menduduki pokok kelima, bukan Sunan Ibnu Majjah ini.


1 komentar:

  1. Did you hear there is a 12 word phrase you can tell your crush... that will induce intense feelings of love and impulsive attractiveness to you deep inside his heart?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, please and look after you with all his heart...

    ===> 12 Words Will Fuel A Man's Desire Impulse

    This impulse is so built-in to a man's mind that it will drive him to try better than before to build your relationship stronger.

    Matter of fact, triggering this dominant impulse is so essential to having the best possible relationship with your man that as soon as you send your man one of these "Secret Signals"...

    ...You will immediately find him open his heart and soul for you in such a way he never experienced before and he'll perceive you as the only woman in the galaxy who has ever truly interested him.

    BalasHapus