A.
Sejarah Singkat Sahabat
Periwayat Hadis
1.
Abu Hurairah
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling
banyak meriwayatkan hadist Nabi, ia
meriwayatkan hadist sebanyak 5.374 hadist. Abu Hurairah memeluk Islam
pada tahun 7 H, tahun terjadinya perang Khibar, Rasulullah sendirilah yang
memberi julukan “Abu Hurairah”,
ketika beliau sedang melihatnya membawa seekor kucing kecil. Julukan dari
Rasulullah itu semata karena kecintaan beliau kepadanya. Ia wafat pada tahun 57
H di Aqiq.
Allah mengabulkan doa Rasulullah agar Abu
Hurairah dianugrahi hapalan yang kuat. Ia memang paling banyak hapalannya
diantara para sahabat lainnya. Pada masa Umar bin Khaththab menjadi Khalifah,
Abu Hurairah menjadi pegawai di Bahrain, karena banyak meriwayatkan hadist Umar
bin Khaththab pernah menetangnya dan ketika Abu Hurairah meriwayatkan sabda
Rasulullah:” Barangsiapa berdusta mengatasnamakanku dengan sengaja,
hendaklah ia menyediakan pantatnya untuk dijilat api neraka”. Kalau begitu
kata Umar, engkau boleh pergi dan menceritakan hadist.
Syu’bah bin Hajjaj memperhatikan bahwa Abu
Hurairah meriwayatkan dari Ka’ab Al Akhbar dan meriwayatkan pula dari
Rasulullah, tetapi ia tidak membedakan antara dua riwayatnya tersebut. Syu’bah
pun menuduhnya melakukan tadlis,
tetapi Bisyr bin Sa’id menolak ucapan Syu’bah tentang Abu Hurairah. Dan dengan
tegas berkata: Bertakwalah kepada allah
dan berhati hati terhadap hadist. Demi Allah, aku telah melihat kita sering
duduk di majelis Abu Hurairah. Ia menceritakan hadist Rasulullah dan
menceritakan pula kepada kita riwayat dari Ka’ab Al Akhbar. Kemudian dia
berdiri, lalu aku mendengan dari sebagian orang yang ada bersama kita
mempertukarkan hadist Rasulullah dengan riwayat dari Ka’ab. Dan yang dari Ka’ab
menjadi dari Rasulullah.”. Jadi tadlis itu tidak bersumber dari Abu
Hurairah sendiri, melainkan dari orang yang meriwayatkan darinya.
Cukupkanlah kiranya kita mendengar kan dari
Imam Syafi’i :” Abu Hurairah adalah orang
yang paling hapal diantara periwayat hadist dimasanya”. Marwan bin Hakam
pernah mengundang Abu Hurairah untuk menulis riwayat darinya, lalu ia bertanya
tentang apa yang ditulisnya, lalu Abu Hurairah menjawab :” Tidak lebih dan
tidak kurang dan susunannya urut”.
Abu Hurairah meriwayatkan hadist dari Abu
Bakar, Umar, Utsman, Ubai bin Ka’ab, Utsman bin Za’id, Aisyah dan sahabat
lainnya. Sedangkan jumlah orang yang meriwayatkan darinya melebihi 800 orang,
terdiri dari para sahabat dan tabi’in. diantara lain dari sahabat yang
diriwayatkan adalah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdullah,
dan Anas bin Malik, sedangkan dari kalangan tabi’in antara lain Sa’id bin
al-Musayyab, Ibnu Sirin, Ikrimah, Atha’, Mujahid dan Asy-Sya’bi.
Sanad paling shahih yang berpangkal
daripadanya adalah Ibnu Shihab Az Zuhr, dari Sa’id bin Musayyab, darinya (Abu Hurairah).
Adapun yang paling Dlaif adalah as-Sari bin
Sulaiman, dari Dawud bin Yazid Al Audi dari bapaknya (Yazid Al Audi) dari Abu
Hurairah.
2.
‘Abdullah Ibn ‘Umar
Abdullah adalah putra
khalifah ke dua Umar bin Khaththab saudarah kandung Sayiyidah Hafshah Ummul
Mukminin. Ia salahseorang diantara
orang-orang yang bernama Abdullah (Al Abadillah Al Arba’ah) yang terkenal
sebagai pemberi fatwa. Tiga orang lain ialah Abdullah bin Abbas, Abdullah bin
Amr bin Ash dan Abdullah bin Az Zubair.
Ibnu Umar dilahirkan tidak lama setelah Nabi
diutus Umurnya 10 tahun ketika ikut masuk bersama ayahnya. Kemudian mendahului
ayahnya ia hijrah ke Madinah. Pada saat perang Uhud ia masih terlalu kecil
untuk ikut perang. Dan tidak mengizinkannya. Tetapi setelah selesai perang Uhud
ia banyak mengikuti peperangan, seperti perang Qadisiyah, Yarmuk, Penaklukan
Afrika, Mesir dan Persia, serta penyerbuan basrah dan Madain. Ia wafat pada
tahun 73 H.
Az Zuhri tidak pernah meninggalkan pendapat
Ibnu Umar untuk beralih kepada pendapat orang lain. Imam Malik dan Az Zuhri berkata:” Sungguh, tak ada satupun dari urusan Rasulullah dan para sahabatnya
yang tersembunyi bagi Ibnu Umar”. Ia meriwayatkan hadits dari Abu Bakar,
Umar, Utsman, Sayyidah Aisyah, saudari kandungnya Hafshah dan Abdullah bin
Mas’ud. Yang meriwayatkan dari Ibnu Umar banyak sekali, diantaranya Sa’id bin
Musayyab, Hasan Al Basri, Ibnu Syihab Az Zuhri, Ibnu Sirin, Nafi’, Mujahid,
Thawus dan Ikrimah.
Sanad paling shahih yang bersumber dari ibnu
Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab (silsilah emas), yaitu Malik,
dari Nafi’, dari Abdullah bin Umar. Sedang yang paling Dlaif : Muhammad bin
Abdullah bin Qasim dari bapaknya, dari kakeknya, dari ibnu Umar. Periwayatan paling banyak berikutnya sesudah
Abu Hurairah adalah Abdullah bin Umar. Ia meriwayatkan 2.630 hadits.
3.
Anas Ibn Malik
Anas bin Malik urutan ke tiga dari sahabat
yang banyak meriwayatkan hadist, Ia
meriwayatkan sebanyak 2.286 hadits. Anas adalah pelayan Rasulullah yang
terpercaya, ketika ia berusia 10 tahun, ibunya Ummu sulaiman membawanya kepada
Rasulullah untuk berkhidmat. Ayahnya bernama Malik bin Nadlr. Rasulullah sering
bergurau dengan Anas bin Malik, dan Rasulullah sendiri tidaklah bersikap
seperti seorang majikan kepada hambanya. Ia wafat pada tahun 93 H dalam usia
lebih dari 100 tahun.
Anas sendiri pernah berkata:” Rasulullah
Shallallahu alaihi wasssalam tidak pernah menegur apa yang aku perbuat, beliau
juga tidak pernah menanyakan tentang sesuatu yang aku tidak kerjakan, akan
tetapi beliau selalu mengucapkan Masya’allahu kan wa ma lam yasya”.
Anas bin Malik tidak berperang dalam perang
Badar yang akbar, karena usianya masih sangat muda. Tetapi ia banyak mengikuti
peperangan lainnya sesudah itu. Pada waktu Abu Bakar meminta pendapat Umar
mengenai pengangkatan Anas bin Malik menjadi pegawai di Bahrain, Umar memujinya
:” Dia adalah anak muda yang cerdas dan bisa baca tulis, dan juga lama
bergaul dengan Rasulullah”.
Sedangkan Komentar Abu Hurairah tentangnya : “ Aku belum pernah
melihat orang lain yang shalatnya menyerupai Rasulullah kecuali Ibnu Sulaiman
(Anas bin Malik)”. Ibn Sirin berkata:” Dia (Anas) paling bagus Shalatnya
baik di rumah maupun ketika sedang dalam perjalanan”.
Pada hari hari terakhir masa kehidupannya,
Anas pindah ke Basrah, Sebagian lain mengatakan kepindahannya karena terkena
fitnah Ibn al-Asy’ats yang mendorong Hajjaj mengancamnya. Maka tidak ada jalan
lain bagi anas bin Malik untuk pindah ke Basrah yang menjadikan satu satunya
sahabat Nabi disana.
Itulah sebabnya para Ulama mengatakan bahawa
Anas bin Malik adalah sahabat terakhir yang meninggal di Basrah., pada wafatnya
Muwarriq berkata: “ Telah hilang separuh ilmu. Jika ada orang suka
memperturutkan kesenangannya bila berselisih dengan kami, kami berkata
kepadanya, marilah menghadap kepada orang yang pernah mendenganr dari Rasululah
Shallallahu alaihi wassalam”.
Sanad paling sahih yang bersumber awalnya
dari : Malik, dari Az Zuhri, dan dia (Anas bin Malik). Sedangkan yang paling
Dlaif dari Dawud bin Muhabbir, dari ayahnya Muhabbir dari Abban bin Abi Iyasy
dari dia.
4.
‘A’isyah Ummul Mu’minin
Aisyah adalah putri
Abdullah bin Quhafah bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tamim bin Marrah
bin Ka’ab bin Luay, yang lebih dikenal dengan nama Abu Bakar Ash Shiddiq
dan berasal dari suku Quraisy At Taimiyah Al Makkiyah.
Aisyah dilahirkan empat tahun sesudah Nabi
diutus menjadi Rasulullah, dari ibu Ummu Ruman. Ketika dakwah Islam dihambat
oleh orang-orang musyrik, Aisyah melihat bahwa ayahnya menanggung beban yang
sangat besar. Semasa kecil dia bermain- main dengan lincah, dan ketika dinikahi
Rasulullah usianya belum genap sepuluh tahun. Dalam sebagian besar riwayat
disebutkan bahwâ Rasulullah membiarkannya bermain-main dengan teman-temannya.
Aisyah memiliki wawasan ilmu yang luas serta menguasai
masalah-masalah keagamaan, baik yang dikaji dari Al Qur’an, hadits-hadits Nabi,
maupun ilmi fikih. Tentang masalah ilmu-ilmu yang dimiliki
Aisyah ini, di dalam Al Mustadrak, Al Hakim mengatakan bahwa sepertiga dari
hukum-hukum syariat dinukil dan Aisyah. Abu Musa Al Asya’ari berkata, “Setiap kali kami menemukan kesulitan, kami
temukan kemudahannya pada Aisyah.”
Para
sahabat sering meminta pendapat jika menemukan masalah yang tidak dapat mereka
selesaikan sendiri. Aisyah pun sering mengoreksi ayat, hadits, dan hukum yang
keliru diberlakukan untuk kemudian dijelaskan kembali maksud yang sebenarnya.
Salah satu contoh adalah perkataan yang diungkapkan oleh Abu Hurairah. Ketika
itu Abu Hurairah merujuk hadits yang diriwayatkan oleh Fadhi ibnu Abbas bahwa
barang siapa yang masih dalam keadaan junub pada terbit fajar, maka dia
dilarang berpuasa. Ketika Abu Hurairah bertanya kepada Aisyah, Aisyah menjawab,
“Rasulullah pernah junub (pada waktu
fajar) bukan karena mimpi, kemudian beliau meneruskan puasanya.” Setelah
mengetahui hal itu, Abu Hurairah berkata, “Dia
lebih mengetahui tentang keluarnya hadits tersebut.” Kamar Aisyah lebih
banyak berfungsi scbagai sekolah, yang murid-muridnya berdatangan dari segala
penjuru untuk menuntut ilmu. Bagi murid yang bukan mahramnya, Aisyah senantiasa
membentangkan kain hijab di antara mereka. Aisyah tidak pernah mempermudah
hukum kecuali jika sudah jelas dalilnya dari Al Qur’an dan Sunnah.
Aisyah
adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah sehingga banyak menyaksikan
turunnya wahyu kepada beliau, sebagairnana perkataannya ini:
“Aku
pernah melihat wahyu turun kepada Rasulullah pada suatu hari yang sangat dingin
sehingga beliau tidak sadarkan diri, sementara keringat bercucuran dari dahi
beliau.“ (HR. Bukhari)
Aisyah
pun memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada Rasulullah jika
menemukan sesuatu yang belum dia pahami tentang suatu ayat. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa dia memperoleh ilmu langsung dan Rasulullah sebagaimana
ungkapannya ini:
“Aku
bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ‘Dan orang-orang yang memberikan apa
yang telah mereka berikan dengan hati yang takut….’ (QS. Al-Mu’minun: 60).
Apakah yang dimaksud dengan ayat di atas adalah para peminum khamar dan
pencuri?” Beliau menjawab, ‘Bukan, putri ash-Shiddiq! Mereka adalah orang yang
berpuasa, shalat, dan bersedekah, tetapi takut (amal mereka tidak diterima).
Mereka menyegerakan diri dalam kebaikan, tetapi mendahului (menentukan sendiri)
kebaikan tersebut.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).
Aisyah
berkata lagi: “Aku bertanya
kepada Rasulullah tentang firman Allah: ‘Yauma tabdalul-ardhu ghairal-ardha
was-samawati. Di manakah manusia berada, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Manusia berada di atas shirath.“ (HR. Muslim)
Aisyah
termasuk wanita yang banyak menghafalkan hadits-hadits Nabi Shallallahu alaihi
wassalam, sehingga para ahli hadits menernpatkan dia pada urutan kelima dari
para penghafal hadits setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan Ibnu
Abbas. Aisyah memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki siapa pun, yaitu
meriwayatkan hadits yang langsung dia peroleh dan Rasulullah dan
menghafalkannya di rumah. Karena itu, sering dia meriwayatkan hadits yang tidak
pernah diriwayatkan oleh perawi hadits lain. Para sahabat penghafal hadits
sering mengunjungi rurnah Aisyah untuk langsung memperoleh hadits Rasulullah
karena kualitas kebenarannya sangat terjamin. Jika berselisih pendapat tentang
suatu masalah, tidak segan-segan mereka meminta penyelesaian dari Aisyah. Qasim
bin Muhammad bin Abu Bakar, anak saudara laki-laki Aisyah, mengatakan bahwa
pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar, dan Utsman, Aisyah rnenjadi penasihat
pemerintah hingga wafat.
Aisyah
dikenal sebagai perawi hadits yang mengistinbath hukum sendiri ketika kejelasan
hukumnya tidak ditemukan dalam Al Qur’an dan hadits lain. Dalam hal ini, Abu
Salamah berkata, “Aku tidak pernah
melihat seorang yang lebih mengetahui Sunnah Rasulullah, lebih benar
pendapatnya jika dia berpendapat, lebih mengetahui bagaimana Al Qur’an turun,
serta lebih mengenal kewajibannya selain Aisyah.”
Suatu
ketika Saad bin Hisyam menemui Aisyah, dan berkata, “Aku ingin bertanya tentang bagaimana pendapatmu jika aku tetap
membujang selarnanya.” Aisyah menjawab, “Janganlah
kau lakukan hal itu, karena aku mendengar Rasulullah bersabda tentang firman
Allah: ‘Telah kami utus rasul-rasul sebelummu, dan Kami telah ciptakan bagi
mereka istri-istri dan keturunan.” Oleh karena itu, “janganlah kamu membujang.” Urwah bin Zubeir, salah seorang murid
Aisyah, sangat mengagumi keluarbiasaan penguasaan ilmu Aisyah. Dia berkata, “Aku berpikir tentang urusanmu. Sungguh aku mengagumimu. Menurutku engkau
adalah manusia yang paling banyak mengetahui sesuatu.” Aisyah berkata, “Apa yang menyebabkanmu berpendapat seperti
itu?” Dia menjawab, “Engkau adalah
istri Nabi dan putri Abu Bakar. Engkau mengetahui hari-hari, nasab, dan
syair orang-orang Arab.” Dia berkata lagi, “Apa yang menyebabkan engkau dan ayahmu menjadi orang yang paling pandai
daripada seluruh orang Quraisy? Dia menjawab “Aku sangat mengagumi kepandaianmu tentang ilmu medis.” Dari
manakah engkau mendapatkan ilmu itu?” Aisyah menjawab, “Wahai Urwah, sesungguhnya Rasulullah, sering sakit, sehingga
dokter-dokter Arab dan bukan Arab datang mengobati beliau. Dari merekalah aku
belajar.”
Tentang
penguasaan bahasa dan sastranya, kembali Urwah berkomentar, “Demi Allah, aku belum pernah melihat
seorang pun yang lebih fasih dariipada Aisyah selain Rasulullah sendiri.”
Al Ahnaf bin Qais berkata, “Aku telah
mendengar khutbah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Alii bin
Abi Thalib. Hingga saat ini aku belum pernah mendengar satu perkataan pun dari
makhluk Tuhan yang lebih berisi dan baik daripada perkataan Aisyah.” Salah
satu contoh kefasihannya dapat kita lihat dari kata-katanya pada kuburan
ayahnya, Abu Bakar:
“Allah
telah mengilaukan wajahmu, dan bersyukur atas kebaikan yang telah engkau
perbuat. Engkau merendahkan dunia karena engkau berpaling darinya. Akan tetapi,
untuk engkau adalah mulia, karena engkau selalu menghadap untuknya. Kalau
peristiwa terbesar setelah Rasulullah wafat dan musibah terbesar adalah
kematianmu, Kitab Allah rnenghibur dengan kesabaran dan menggantikan yang baik
selainmu. Aku merasakan janji Allah yang telah ditetapkan bagirnu dan ikhlas
atas kepergianmu. Dengan memohon dari-Nya gantimu dan aku berdoa untukmu. Kami
hanyalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. Bagimu salam sejahtera dan
rahmat Allah.”
Dari
Aisyah pun sering keluar kata-kata hikmah yang terkenal, seperti:
“Bagi
Allah mutiara takwa. Takkan ada kesembuhan bagi orang yang di dalarn hatinya
terbersit kemarahan. Pernikahan adalah perbudakan, maka seseorang hendaklah
melihat kepada siapa dia mengabdikan putri kemuliaannya.”
B.
Sejarah singkat Perawi
Hadis
1.
Imam Buhkari
a.
Biografi
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al
Mughirah bin Bardizbah adalah ulama hadis yang sangat masyhur, kelahiran
Bukhara, suatu kota di Uzbekistan, wilayah Uni Soviet, yang merupakan simpang
jalan antara Rusia, Persia, Hindia dan Tiongkok. Beliau
lebih terkenal dengan nama Bukhari (putra daerah Bukhara). Beliau dilahirkan
setelah selesai shalat Jumat, pada tanggal 13 bulan Syawal, tahun 194 H. (810
M.). Seorang muhadditsin yang jarang tandingannya ini sangat wara', sedikit
makan, banyak membaca Al Qur’an, baik siang maupun malam, serta gemar berbuat
kebajikan kepada murid-muridnya. Nenek moyang beliau yang bernama Al Mughirah
bin Bardizbah, konon adalah seorang Majusi yang kemudian menyatakan
keislamannya dihadapan Walikota yang bernama Al Yaman bin Ahnas Al Ju’fy yang
karena inilah kemudian beliau dinasabkan dengan Al Ju’fi atas dasar walaul
Islam.
Beliau wafat pada malam
Sabtu selesai shalat Isya’, tepat pada malam Idul Fitri tahun 252 H. (870 M.),
dan dikebumikan sehabis shalat dhuhur di Khirtank, suatu kampung tidak jauh
dari kota Samarkand.
b.
Guru
Beliau telah memperoleh hadis dari beberapa hafidz,
antara lain : Maky bin Ibrahim, Badullah bin Ustman Al Marwazy, Abdullah bin
Musa Al Abbazy, Abu Ashim As Syaibany dan Muhammad bin Abdullah Al Anshary.
Ulama-ulama besar yang telah pernah mengambil hadis dari
beliau antara lain : Imam Muslim, Abu
Zur’ah, At Turmudzi, Ibnu Khuzaimah dan An-Nasa’i
c.
Karya
Karya-karyanya
banyak sekali, di antaranya :
1.
Jami’us Shahih
2.
Qadlayas Shahabah wa
tabi’in
3.
At Tarikhu al Kabir
4.
At Tarikhu al Ausath
5.
Al Adabu al Munfarid
6.
Birru Al Walidain
2.
Imam Muslim
a.
Biografi
Nama lengkapnya adalah Abdul Husain Muslim
bin Al Hajaj Al Qusyairy. Beliau dinisbatkan kepada Nisabury karena beliau
adalah putra kelahiran Nisabur, pada tahun 204 H. (820 M.), yakni kota kecil di
Iran bagian Timur Laut. Beliau juga dinisbatkan kepada nenek moyangnya Qusyair
bin Ka'ab bin Rabi'ah bin Sha-sha'ah, suatu keluarga bangsawan besar.
Beliau wafat pada hari Minggu, bulan Rajab,
tahun 261 H. (875 M.) dan dikebumikan pada hari Senin di Nisabur.
b.
Guru
Selain
yang telah disebutkan di atas, masih banyak ulama hadis yang menjadi gurunya,
seperti Qatadah bin Sa'id, Al Qanaby, Isma’il bin Abi Uwais, Muhammad bin Al
Mutsanna, Muhammad bin Rumhi dan lain-lainnya.
Ulama-ulama
besar, ulama-ulama yang sederajat dengan beliau dan para hafidz, banyak yang
berguru hadis pada beliau, seperti Abu Hatim, Musa bin Haran, Abu Isa Al
Turmudzi, Yahya bin Sa’id, Ibnu Khuzaimah dan Awwanah, Ahmad ibnu Al Mubarak
dan lain sebagainya
c.
Karya
Dalam bidang perhadisan,
beliau banyak menyumbangkan karya-karyanya kepada umat Islam, antara lain:
1) Jami’u As Shahih.
2) Musna Kabir. Kitab yang menerangkan
tentang nama-nama rijal al-hadis
3)
Jami Al Kabir
4)
Kitab Al 'ilal wa kitab
auhamil muhadditsin
5)
Kitabu At Tamyiz
6) Kitabu man laisa lahu
illa rawin wahidun
7)
Kitabu At Thabaqu At
Tabi’in dan
8)
Kitabu Al Muhadhramin
3.
Imam Abu Daud
a.
Biografi
Ialah Abu Dawud Sulaiman
bin Al Asy’ats bin Ishaq As Sijistany. Beliau dinisbatkan kepada tempat
kelahirannya, yakni di Sijistan (terletak antara Iran dengan Afganistan).
Beliau dilahirkan di kota tersebut, pada tahun 202 H. (817 M.)
Beliau juga senang merantau
mengelilingi negeri-negeri tetangga untuk mencari hadis dan ilmu-ilmu yang
lain. Kemudian dikumpulkan, disusun dan ditulisnya hadis-hadis yang telah
diterima dari ulama-ulama Irak, Khurasan, Syam dan Mesir. Beliau wafat pada
tahun 275 H. (889 M.) di Bashrah.
b.
Guru
Ulama-ulama yang telah diambil hadisnya, antara lain
Sulaiman bin Harb, Utsman bin Abi Syaibah, Al Qa’naby dan Abu Walid At
Thayalisy.
Ulama-ulama yang pernah mengambil hadis-hadisnya antara
lain putranya sendiri, Abdullah, An Nasa’iy, At Turmudzy, Abu Awwanah, Ali bin
Abdu Ash Shomad dan Ahmad bin Muhammad bin Harun.
c.
Karya
Di antara karyanya yang
terbesar dan sangat berfaedah bagi para mujtahid ialah kita Sunan yang kemudian
terkenal dengan nama Sunan Abi Dawud.
Beliau mengaku telah
mendengar hadis dari Rasulullah SAW sebanyak 500.000 buah. Dari jumlah itu
beliau seleksi dan ditulis dalam kitab Sunannya sebanyak 4.800 buah hadis.
Beliau berkata : “Saya tidak meletakkan sebuah hadis yang telah disepakati oleh
orang banyak untuk ditinggalkannya. Saya jelaskan dalam kitab tersebut nilainya
dengan shahih, semi shahih (yusybihuhu), mendekati
shahih (yuqaribuhu), dan jika dalam kitab saya tersebut terdapat
hadis yang wahnun syadidun (sangat lemah) saya jelaskan”.
Adapun yang tidak kami beri
penjelasan sedikit pun, maka hadis tersebut bernilai shahih dan sebagian dari
hadis yang shahih ini ada yang lebih shahih daripada yang lain.
Menurut pendapat Ibnu
Hajar, bahwa istilah Shahih Abu Dawud ini lebih umum daripada jika dikatakan bisa
dipakai hujjah (al ihtijah) dan bisa dipakai I’tibar .
Oleh karenanya, setipa
hadis dhaif yang bisa naik menjadi hasan atau setiap hadis hasan yang bisa naik
menjadi shahih bisa masuk dalam pengertian yang pertama (lil ihtijaj), yang
tidak seperti kedua itu, bisa tercakup dalam pengertian kedua (lil I’tibar)
dan yang kurang dari ketentuan itu semua termasuk yang dinilai dengan wahnun
syadidun.
4.
Imam Turmudzi
a.
Biografi
Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah adalah seorang
muhaddits yang dilahirkan di kota Turmudz, sebih kota kecil di pinggir Utara
Sungai Amuderiya, sebelah utara Iran. Beliau
dilahirkan di kota tersebut pada bulan Dzulhijjah tahun 200 H. (824 M.). Imam
Bukhari dan Imam Turmudzi, keduanya sedaerah, sebab Bukhara dan Turmudzi itu
adalah satu daerah dari daerah Waraun Nahar.
Beliau wafat di Turmudz pada akhir Rajab tahun 279 H. (892 M.)
b.
Guru
Beliau mengambil hadis dari ulama hadis yang kenamaan,
seperti Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Musa, Bukhari dan lain-lainnya.
Orang-orang banyak yang belajar hadis pada beliau dan di
antara sekian banyak muridnya dapat dikemukakan antara lain Muhammad bin Ahmad
bin Mahbub.
c.
Karya
Beliau menyusun satu kitab Sunan
dan kitab Illalu al-hadis. Kitab sunan ini bagus sekali, banyak
faedahnya dan hukum-hukumnya lebih tertib. Setelah selesai kitab ini ditulis,
menurut pengakuan beliau sendiri, dikemukakan kepada ulama-ulama Hijaz, Irak,
dan Khurasan, dan ulama tersebut meridhoinya, serta menerimanya dengan baik. “Barang
siapa yang menyimpan kitab saya ini di rumahnya”, kata beliau, “seolah-olah
di rumahnya ada seorang nabi yang selalu bicara”. Pada akhir kitabnya
beliau menerangkan, bahwa semua hadis yang terdapat dalam kitab ini adalah
ma’mul (dapat diamalkan).
5.
Imam Nasa’i
a.
Biografi
Imam Nasa’iy nama
lengkapnya adalah Abu Abdi Rahman Ahmad bin Syu’aib bin Bahr. Nama beliau dinisbatkan kepada kota tempat
beliau dilahirkan. Beliau dilahirkan pada tahun 215 H. di kota Nasa yang masih
termasuk wilayah Khurasan.
Seorang
Muhaddits putra Nasa yang pintar, wira’iy, hafidz lagi taqwa ini, memilih
negara Mesir sebagai tempat untuk bermukim dalam menyiarkan hadis-hadis kepada
masyarakat. Menurut sebagian pendapat dari muhaddits, beliau lebih hafidz
daripada Imam Muslim.
Beliau wafat pada hari Senin,
tanggal 13 bulan Shafar, tahun 303 H. (915 M.), di Ar Ramlah. Menurut suatu
pendapat, meninggal di Mekah, yakni di saat beliau mendapat percobaan di
Damsyik, meminta supaya dibawa ke Mekah, sampai beliau meninggal dan kemudian
dikebumikan di suatu tempat antara Shafa dan Marwa.
b.
Guru
Guru-guru beliau antara
lain Qutaibah bin Said, Ishaq Ibrahim dan Imam-imam hadis dari Khurasan, Hijaz,
Irak dan Mesir. Murid-murid beliau antara lain : Abu Nashr Ad Dalaby dan Abdul
Qasim At Thabary
c.
Karya
Karya beliau yang utama ialah Sunnan al Kubra; yang
akhirnya terkenal dengan nama Sunan An Nasa’iy. Kitab sunan ini adalah
kitab Sunan yang muncul setelah shahihain yang paling sedikit hadis dhaifnya,
tetapi paling banyak perulangannya. Misalnya hadis tentang niat, diulangnya
sampai 16 kali.
Setelah Imam An Nasa’iy selesai menyusun Sunan Kubra-nya,
beliau lalu menyerahkannya kepada Amir Ar Ramlah. Kata Amir : “Hai, Abu
Abdur Rahman, apakah hadis-hadis yang saudara tuliskan itu shahih semuanya
?” Ada yang shahih dan ada yang tidak, sahutnya. “Kalau demikian,” kata
Amir, “pisahkanlah yang shahih-shahih saja”. Atas perintah Amir ini maka beliau
berusaha menyeleksinya, kemudian dihimpunnya hadis-hadis pilihan ini dengan
nama Al Mujtaba (pilihan).
6.
Imam Ibnu Majah
a.
Biografi
Ibnu Majjah adalah nama
nenek moyang yang berasal dari kota Qazwin, salah satu kota di Iran. Nama
lengkap imam hadis yang terkenal dengan sebutan neneknya ini, ialah Abu
Abdillah bin Yazid ibnu Majjah. Beliau dilahirkan di Qazwin pada tahun 207 H.
(824 M.).
Sebagaimana halnya para
muhadditsin dalam mencari hadis-hadis memerlukan perantauan ilmiah, maka beliau
pun berkeliling di beberapa negeri, untuk menemui dan berguru hadis kepada para
ulama hadis. Beliau wafat hari Selasa, bulan Ramadhan,
tahun 273 H. (887 M).
b.
Guru
Dari tempat perantauannya itu, beliau bertemu dengan
murid-murid Imam Malik dan Al Laits dan dari beliau-beliau inilah beliau banyak
memperoleh hadis-hadis. Hadis-hadis beliau banyak diriwayatkan oleh orang-orang
banyak.
c.
Karya
Beliau menyusun kitab Sunan
yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Ibnu Majjah. Sunan ini merupakan
salah satu sunan yang empat. Dalam Sunan ini banyak terdapat hadis dhaif,
bahkan tidak sedikit hadis yang munkar.
Al hafidz Al Muzy
berpendapat, bahwa hadis-hadis gharib yang terdapat dalam Sunan ini, kebanyakan
adalah dhaif. Karena itulah para ulama mutaqaddimin memandang, bahwa kitab
Muwaththa Imam Malik menduduki pokok kelima, bukan Sunan Ibnu Majjah ini.
Did you hear there is a 12 word phrase you can tell your crush... that will induce intense feelings of love and impulsive attractiveness to you deep inside his heart?
BalasHapusThat's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, please and look after you with all his heart...
===> 12 Words Will Fuel A Man's Desire Impulse
This impulse is so built-in to a man's mind that it will drive him to try better than before to build your relationship stronger.
Matter of fact, triggering this dominant impulse is so essential to having the best possible relationship with your man that as soon as you send your man one of these "Secret Signals"...
...You will immediately find him open his heart and soul for you in such a way he never experienced before and he'll perceive you as the only woman in the galaxy who has ever truly interested him.